Vamps Addict Café - 1st Act

Vamps Addict Café
1st Act: A Girl with Supernatural Eyes


Author: Galih Vamps Larc
Editor: Riezuka773 タカライ
Genre: Supernatural, Slice of Life, Fantasy, Romance, Comedy, Action
Pairing: Vamps and Admin VAGI
Note: Apabila ada istilah yang kurang dimengerti, silahkan cari di google (^^)v

*

Di suatu gedung yang tinggi tepatnya pada sebuah ruangan yang tertata rapi layaknya ruangan direktur utama suatu perusahaan, seorang pria paruh baya dengan stelan jas rapi, lengkap dengan dasinya duduk membelakangi meja kerjanya seraya menatap langit malam cerah yang tampak dari kaca ruangan itu. Tak lama kemudian terdengar suara ketukan dari pintu ruangan tersebut dan pria paruh baya itu mempersilahkan orang yang mengetuk pintu untuk masuk.
“Ada perlu apa?” tanya pria paruh baya itu dengan nada tegas.
“Saya mendapat laporan dari agen mata-mata kita di Distrik 6, bahwa baru-baru ini ditemukan 2 orang mayat dengan luka seperti gigitan di bagian lehernya dan kondisi tubuh seperti kehabisan darah.” Jawab wanita yang dipersilahkan masuk itu dengan formal.
“Hmm.. Tak kusangka setelah 300 Tahun organisasi kita memenangkan peperangan itu, ternyata masih ada yang lolos. Kirim Tim Sniper Wolf’s Eye ke Distrik 6 untuk melacak dan mengeksekusi langsung target agar korban tak semakin banyak!” Seru pria paruh baya itu dengan senyuman penuh obsesi.
“Perintah anda akan saya sampaikan segera.” Ucap wanita itu, lalu keluar dari ruangan tersebut.

*

Pada waktu yang sama di distrik 6 tepatnya di sebuah tempat bernama Vamps Addict Café.
“Owner, Zee pulang dulu ya. Selamat malam!” Seru Zee sambil bergegas keluar dari café dengan membawa tasnya.
“Ya, hati-hati di jalan.” Ucap Reinkey.
“Zee-chan... jangan pulang dulu. Nggak ada Zee-chan Galih kesepian di sini...” Galih langsung berdiri dari tempat duduknya untuk mengikuti Zee, namun dengan sukses kerah kemeja Galih ditarik oleh Reinkey dari balik meja bar.
“Om-om cabul mau kemana? Ini kopi pesanannya sudah siap.” Ujar Reinkey sambil menyajikan secangkir kopi pesanan dan menarik Galih untuk duduk kembali. Dengan raut muka sedikit kecewa Galih terpaksa duduk kembali.
“Saya nggak habis pikir Key, kenapa kamu menerima part-timer seperti Zee-chan? Padahal kan sebelumnya café ini bisa dibilang hampir bangkrut” Tanya Galih kepada Reinkey.
“Entahlah, sebelumnya aku juga dulu gak berniat menerima pegawai ataupun part-timer” Jelas Reinkey seraya menarik nafas dan melanjutkan ceritanya lalu tenggelam dalam ingatan sewaktu bertemu dengan Zee dulu.

Siang itu aku sedang membuka café dan aku masih ingat kalau waktu itu café ini baru berjalan 3 bulan dengan jumlah pelanggan yang tak menentu dan juga pendapatan yang tak tentu pula, tiba-tiba seorang gadis berseragam SMA menyapaku. Aku pikir dia itu pelanggan, akan tetapi kata-kata yang keluar dari mulut gadis itu adalah...
“Apa kamu vampire?” Tanya nya dengan wajah polosnya.
Aku terdiam sejenak, berusaha berpikir logis untuk menjawab pertanyaan abstrak itu yang hanya bisa dijawab oleh sutradara film horor Hollywood agar tak membuatnya malu, namun semakin aku berusaha berpikir logis yang keluar dari mulutku hanyalah tawa terbahak-bahak yang membuat air mataku hampir keluar. Begitu aku kembali, kulihat mukanya berubah memerah. Karena merasa bersalah dan tak mau menimbulkan masalah yang tidak diinginkan maka aku pun memutuskan untuk membawanya masuk ke dalam café terlebih dahulu.
“Lihat, siapa sebenarnya yang ‘om-om cabul’” ujar Galih ketus dengan lirikan mata sinisnya memotong cerita Reinkey.
“Dengar dulu ceritanya bodoh!” Bentak Reinkey.
“Hohoho... ngeles!” Ucap galih seraya tersenyum menyeringai. Reinkey pun melanjutkan ceritanya.
Aku mempersilahkannya duduk dan menyediakan secangkir teh untuknya. Setelah itu barulah aku berkata kepadanya sambil tersenyum. “Maaf, sayangnya aku bukan vampire, aku manusia sama sepertimu. Walaupun nama café ini Vamps Addict Café, tidak berarti kami dan pelanggan yang datang ke sini adalah vampire.”
Kupikir penjelasan dariku akan membuatnya kecewa dan membuatnya pulang, namun ternyata kata-kata yang keluar darinya adalah...
“Kalo begitu ada kemungkinan donk vampire akan datang ke café ini? Kalo gitu Zee boleh kerja part-time di sini ya?” Tanya Zee dengan polos dan raut muka yang memelas juga dengan nada agak sedikit memaksa. Melihat ekspresi Zee yang memelas membuat aku tidak bisa berkata apa-apa lagi dan aku pun membenamkan kepalaku di atas meja. Dan pada akhirnya aku berpikir mungkin ada baiknya menerima part-timer yang unik dan polos untuk menarik pelanggan baru, maka kuputuskan untuk menerima Zee bekerja part-time di sini, tentunya tanpa diskusi terlebih dahulu dengan Lisa.
“Begitu ceritanya,, oia apa kau tahu kalau Zee itu bisa melihat mahluk gaib?...” Ucap Reinkey mengakhiri cerita panjangnya. Namun dia mendapati kursi yang ditempati Galih kosong.
Tak lama kemudian Lisa datang dengan ekspresi seperti baru saja memancing ikan besar, secara spontan mata Reinkey tertuju pada sesuatu yang dibawa atau mungkin lebih tepatnya diseret Lisa, yang ternyata itu Galih. Reinkey melirik tajam kearah Galih penasaran.
“Oi Key, aku menangkap stalker (penguntit) nih. Dia berusaha mengikuti Zee pulang sambil mengendap-endap.” Ujar Lisa berseri-seri.
“Bagus, sudah lama aku nggak mencincang penguntit” Ucap Reinkey seraya mengasah pisau dapur. Raut muka Galih berubah pucat karena di penglihatannya saat itu Lisa dan Reinkey terlihat seperti 2 iblis dengan senyum lebar yang siap menelannya mentah-mentah.

*

Di suatu tempat tak jauh dari Vamps Addict Café, Hyde melompat dari atap suatu gedung ke gedung lainnya bagai tak terpengaruh oleh daya gravitasi dan akhirnya berhenti di atap suatu gedung tertinggi di area tersebut. Dia duduk termenung di atap gedung tersebut dengan ditemani sebuah gitar akustik yang dia bawanya dari café sambil menatap bulan yang saat itu sedang dalam fase bulan sabit *kagen no tsuki_red*. Lalu Hyde mulai memetik senar gitarnya.

~ My First Last ~

AS THE END APPROACHES
A FLOOD OF MEMORIES
THIS IS THE LAST THING I RECALL

I FEEL YOUR LOVELY SINGING
I FEEL YOUR TENDER SMILE FOR ME
I FEEL YOUR INNOCENT HEART
I KNEW IT
MY LIFE WAS TO LOVE YOU

MY SOUL NOW RETURNS TO THE UNIVERSE

Di tempat lain dimana jalan sudah mulai sepi dari lalu-lalang pejalan kaki, yang ada hanyalah deretan pohon rindang, Zee yang sedang dalam setengah perjalanan pulang dari Vamps Addict Café mulai mendengar suara langkah kaki yang mencurigakan mengikutinya. Merasa ada yang tidak beres, Zee pun mulai mempercepat langkahnya, namun diluar dugaan, ternyata langkah kaki yang mengikuti Zee pun semakin cepat mendekatinya. Keringat dingin pun mulai menetes. Dengan rasa penasaran, kesal dan sedikit takut, akhirnya Zee pun memutuskan untuk memberanikan diri membalikkan badan, namun yang dia saksikan hanyalah jalanan yang sepi tanpa seorangpun kecuali dirinya. Dan pada akhirnya Zee perlahan-lahan membalikkan badan, akan tetapi ketika ia membalikkan badan, sesosok tubuh yang sedikit lebih tinggi darinya dengan mantapnya menghadang.
“KYAAAAAAAAA!!!”teriak sosok itu terkejut
“Oii,, Reiz kok jadi kamu sih yang teriak? Bego ih!” seru Zee Heran dengan ekspresi seperti melihat orang gila yang telanjang bulat, terhadap sesosok laki-laki atau mungkin lebih tepatnya sesosok hantu laki-laki yang dia kenal.
“Kakiku...Kakiku...KEINJAK?!” Seru hantu yang bernama Reiz itu sambil menunjuk ke arah bawah dimana kaki Zee menginjak kakinya.
“HAAHHH?! Baru kali ini ada hantu yang bisa keinjak...” Zee memposisikan kakinya agar tidak menginjak kaki hantu itu.
“Itu untuk orang lain,, Karena kamu ‘spesial’, jadi bisa menyentuh apalagi menginjak kaki hantu.” Jelas Reiz sambil mengusap-usap kakinya yang keinjak tadi.
“Ada-ada saja...” Zee berlalu untuk pulang ke rumah.
“Tu-tunggu Zee.. aku ikut!” Seru Reiz sambil berlari mungkin lebih tepatnya melayang mengikuti Zee.

Reiz merupakan hantu gentayangan yang Zee kenal di taman dekat rumahnya sebelum kerja part-time di Vamps Addict Café. Dia sudah seperti teman bagi Zee yang selalu menemani saat Zee pulang dari kerja part-time nya dan pendengar setia curhatnya. Sesampainya di rumah, Zee mendengar suara pertengkaran dari arah ruang keluarga yang tidak lain merupakan kedua orang tua Zee. Mendengar itu, Zee hanya berlalu mengabaikan pertengkaran tersebut menuju kamarnya. Reiz yang juga mendengar itu, tersenyum menyeringai seraya menatap suasana hati Zee yang menjadi depresi. Sesampainya di kamar langsung saja ia merebahkan diri di kasurnya dan menutup kedua matanya dengan lengan. Reiz pun datang menembus pintu kamar Zee lalu duduk di sampingnya dan menyentuh kepala Zee.
“Menangislah jika itu memang bisa membuatmu tenang...” Ujar Reiz, Zee hanya diam dan tak menjawab. “Aku akan selalu di sampingmu.” Lanjut Reiz. Lalu Zee pun memegang erat telapak tangan Reiz.

*

Esoknya tepat pada sore hari di Vamps Addict Café, Wahyu duduk di kursi bar sambil memegang remote TV dan mengganti-ganti channel TV, sedangkan Hyde duduk di kursi bar yang berjarak 3 kursi dari tempat Wahyu.
“Tsukasa, awas di belakangmu!!! Kamen Rider...DE-DE-DECADE!!!” Suara dari TV terdengar, dimana di scene itu sang jagoan yang mendengar teriakan temannya dan dengan reflek koprol ke samping untuk menghindari serangan dari moster lalu jagoan tersebut mengeluarkan sebuah kartu dan memasukkannya ke dalam sebuah gadget pada sabuknya, dan jagoan itu pun berubah memakai kostum unik yang memadukan warna hitam dengan warna pink. Hyde melirik penasaran ke arah TV.
“Whoaaa jadul banget ini, masa beli acara TV yang udah ketinggalan jaman. garing, cari acara yang rame lagi ahhh...”komen Wahyu
“I command you. Put the remote on the table and enjoy the show!" Perintah Hyde dalam hati sambil melirik Wahyu dengan tatapan tajam dan bola mata yang berubah menjadi merah.


~To Be Continue...~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blogger Template by ardi33's template.
Modified by Ismat and G9_Vamps