Under The Moon ~Reborn Addiction
5th Story : Secret in His Heart
*
Author : Riezuka773 タカライ
Title : Under The Moon ~Reborn Addiction 5th Story (Secret in His Heart)
Genre : Romance, Comedy, Fantasy, Mistery
Pairing : Vamps’s Family, Ayumi Ito, and VAGI’s Admin
*
Tokyo, One Month Later..
Siang itu seorang lelaki dengan jubah hitamnya duduk termenung di sudut belakang sebuah bus. Selama perjalanan di dalam bus, lelaki itu terus saja melemparkan pandangannya keluar jendela bus yang ada di sebelah kirinya. Mengamati keadaan Jepang yang tlah lama tak dikunjunginya. “tak banyak berubah” pikirnya kemudian sambil tersenyum dan terus memandang keluar jendela. Dan tanpa diketahuinya bahwa sedari tadi hampir semua penumpang yang ada di dalam bus itu, baik cewek maupun cowok, tua maupun muda terus saja mengamati lelaki berjubah tadi. Mereka bukannya tak senang dengan tingkah lelaki itu atau apa, tapi mereka hanya mengagumi keindahan Tuhan yang tersaji di dalam bus itu. Ya, tak dapat dipungkiri lagi jika lelaki berjubah itu memiliki paras yang elok, senyum yang menawan serta berkulit putih nan mulus. Dan dia adalah Gackt.
Tak lama bus itu sampai disebuah halte yang dituju Gackt. Lalu Gackt pun segera turun dari bus ketika bus itu berhenti. Seiring dengan itu semua pandangan penumpang bus tadi langsung mengekor kemana Gackt pergi, bahkan ketika bus sudah semakin jauh dari tempat Gackt tadi.
“Matte kudasai (tunggu sebentar)” seru seorang anak lelaki berseragam SMP kepada Gackt, spontan yang dipanggilpun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah suara itu berasal.
“Doushite?” tanya Gackt penasaran
“Ano.. hah.. hah..”kata anak laki – laki itu seraya mengatur nafasnya yang tersengal – sengal, karena sebenarnya anak itu adalah penumpang bus tadi yang tiba – tiba meloncat keluar dan mengejar kemana Gackt pergi “kore (ini) tadi ketinggalan didalam bus”lanjutnya kemudian sambil memberikan saputangan berwarna biru kepada Gackt.
“Are.. punyaku”ujar Gackt sambil menerima saputangan tadi, lalu ia tersenyum pada anak laki – laki tadi dan ingin mengucapkan terima kasih ketika dilihatnya kalau anak laki – laki tadi tiba – tiba mengeluarkan darah dari lubang hidung sebelah kirinya (baca : mimisan).
“Ah.. untukmu saja” putus Gackt kemudian sambil mengelap darah yang keluar dari lubang hidung anak tadi “kau lebih membutuhkannya” lalu ia menyodorkan saputangan tadi pada tangan anak laki – laki itu. Dan Gackt pun berlalu.
“Arigato..”kata anak laki – laki itu sambil terus tertegun memandang bekas jalan yang dilalui Gackt
“Taki!”panggil sebuah suara yang tiba – tiba berada disamping anak laki – laki berseragam SMP tadi.
“Hi,, Hirai senpai..?”sapa balik anak berseragam SMP yang ternyata bernama Taki itu sedikit terkejut.
“Alah, cukup Haje saja inikan diluar club”seru orang yang mengaku bernama Haje itu akrab seraya merangkul bahu Taki. Taki hanya mengangguk – angguk kaku “ikimasho.. (ayo pergi)”ajak Haje
*
Sore harinya di minimarket Inazuma, Ayumi sedang berbelanja keperluan bulanan dengan segala penyamarannya, kacamata hitam dan topi petnya. Mau gimana lagi ini harus ia lakukan sendiri ketika apartemannya selesai direnovasi, dimana dalam saat yang sama asistan pribadinya sedang cuti hamil. sudah sebulan ini Ayu tak bisa konsentrasi menjalani kegiatan sehari – harinya, syuting, pemotretan, semuanya kacau. Menyadari akan sesuatu yang aneh dengan anak asuhnya, Ken Nikai sang pemilik manajeman yang menaungi Ayu memberikan libur seminggu agar Ayu bisa mengatur perasaannya yang kacau. Dan kegiatan belanja barang – barang bulanan inilah salah satunya. tak berapa lama datang Gachan, dan kini ia sedang berdiri di sebelah kanan Ayu yang dari tadi melamun di depan rak bumbu dapur.
“Sumimasen (maff, permisi)”ujar Gachan sopan, ketika ia akan mengambil bubuk cabai di dekat Ayu.
“Ah iya.. silahkan”jawab Ayu, ia seperti baru saja tersadar dari sesuatu.
Pipip.. pip~~
Tiba – tiba ponsel Gachan berbunyi, segera iapun mengambil ponsel dari dalam saku celananya. “email dari Shinoda”katanya dalam hati “cepat kembali, dia mulai sadar” Gachan kemudian membaca email dari Shinoda tadi. “Yokatta,, (syukurlah) setelah sebulan berlalu akhirnya monster berwujud manusia itu sadar juga” Ayu sedikit tersentak mendengar kalimat terakhir dari Gachan tadi.
“Sebulan lalu?”batin Ayu “monster berwujud manusia?” dan pikirannyapun melayang kembali pada masa sebulan yang lalu~
24 Desember..
Malam itu pada pukul 22.00 waktu Jepang, Ayu tlah sampai di tempatnya janjian dengan K.A.Z., disebuah atap gedung hotel niko – niko tempat dimana Ayu pertama kali bertemu dengan K.A.Z 2 tahun yang lalu. Ya, ketika itu Ayu dan VAMPS sama – sama menghadiri undangan pesta malam natal di hotel tersebut. Ketika Ayu membuka pintu atap gedung itu, ia disambut dengan beberapa lilin kecil yang tertata rapi. Lilin – lilin itu membentuk sebuah petunjuk jalan, guna mengantarkan Ayu pada suatu tujuan. Dan setelah sampai, mata Ayu langsung berbinar – binar ketika melihat apa yang terjadi di depannya sekarang, kini atap gedung hotel niko – niko itu tlah disulap K.A.Z dengan sedemikian rupanya, sebuah meja dengan dua buah kursi yang tertata rapi di sudut ruangan, meja dengan taplak berwarna putih, diatasnya terdapat sebuket bunga lili, dan juga tlah tersaji dua gelas air putih dan dua porsi spageti keju, semuanya kesukaan Ayu. Sungguh akan menjadi malam natal yang romantis tahun ini bagi mereka, ternyata K.A.Z masih mengingat semua itu, pikir Ayu.
Namun yang diharapkan Ayu tak sama dengan kenyataan. Nyatanya sudah lewat tengah malam dan K.A.Z belum juga datang. “Mungkin jalanan macet”pikirnya [Indonesia kali macet hohoho.. (o.o)v]. Beberapa kali dilihatnya jam dari arloji di tangan kirinya, beberapa kali pula Ayu menghela nafas, mondar – mandir ke kanan dan ke kiri, berusaha menghubungi ponsel K.A.Z namun tak ada jawaban. “Huft..”Ayu menghela nafas, sepertinya ia benar – benar cemas kalau – kalau terjadi sesuatu dengan K.A.Z. Malam semakin larut, dan cuaca yang sepertinya sudah mulai tak bersahabat. Udara tiba – tiba berubah menjadi dingin, angin berhembus semakin kencangnya, hingga membuat lilin – lilin itu meredup satu – persatu. “Sepertinya akan turun salju”pikir Ayu lagi seraya mendongakkan kepalanya ke langit. Dan benar, sedetik kemudian salju turun, butir – butir benda lembut nan dingin itupun mulai jatuh ke Bumi.
Pipip.. piip~~ ponsel Ayu berbunyi, segera ia mengambil benda kecil itu dari dalam tas tangannya. Ia sangat berharap kalau itu adalah telepon dari KA.Z., namun ketika melihat kelayar ponsel, tersirat kekecewaan dari wajahnya.
“Moshi – moshi..(halo)” sapa sebuah suara dari seberang
“Hai, doushite Ryui chan.. (ya, ada apa Ryui chan?)”
“Ano.. Ryui mau nyampaiin pesen dari Ayah kalau hari ini ternyata VAMPS ada jadwal mendadak, kata Ayah beberapa menit yang lalu mereka baru saja terbang ke Amerika. Jadi..”
“Hai,, wakarimashita”potong Ayu, lalu ia menutup teleponnya. “huft.. sudah kuduga” lanjutnya kemudian seraya mengela nafas pelan “paling nggak dia dalam keadaan baik – baik saja”
Selepas dari sana, Ayu segera kembali kerumah VAMPS Family, tempat dimana selama sebulan ini ia sementara tinggal. Namun ketika dalam perjalanan menuju rumah, ia tiba – tiba teringat akan kalimat yang pernah diucapkan Shinoda dulu kepadanya di butik.
“Lihat saja apa dia bisa datang menemuimu saat malam natal atau tidak..”
“Monster berwujud manusia yang menjijikkan.. Mahluk dingin seperti itu hanya akan berakhir dalam kegelapan..”
Berhari – hari, berminggu – minggu Ayu tak juga menerima kabar dari K.A.Z. Tak hanya dari K.A,Z, HYDE dan Megumi pun hingga kini tak ada kabarnya. Sehari setelah hari itu VAMPS Family seperti menghilang begitu saja. Sehari sebelum mereka menghilang, Ayu hanya menerima pesan yang ditinggalkan Megumi di kamarnya yang berisi..
“Ayu.. maaf sebelumnya.. aku dan VAMPS harus menghadiri acara di Amerika, sepertinya akan agak lama, jadi aku membawa serta sikecil dan Ryui. Mungkin untuk sementara kami tak bisa dihubungi, maklum, jadwal kami sangat padat (>////<). Oiya kau boleh tinggal dirumah ini sampai kapanpun kau mau. Jadi jangan sungkan.. tertanda sahabatmu.. Megumi”
Ayu tersadar dari lamunannya, dan segera mencari keberadaan Gachan yang ternyata sudah akan pergi ketika ia selesai membayar di kasir depan. “aa.. dia mau pergi!!”pikir Ayu, lantas ia segera membayar belanjaannya dan pergi menyusul Gachan yang mulai keluar toko. Dengan mengendap – endap Ayu mengikui kemana Gachan pergi. Sesekali Ayu bersembunyi di tempat yang tak terlihat saat Gachan menyadarinya, ia berhenti tiba – tiba dan menengok sana – sini mencari kalau ada seseorang yang dari tadi mengikutinya. Lalu ketika Gachan kembali melanjutkan langkahnya, Ayu pun kembali mengekor kemana Gachan pergi. Tak lama setelah berkali – keli menyeberangi jalan besar, lalu melewati jalan kecil yang berbelok – belok, akhirnya Gachan masuk kedalam rumah tua yang tak terawat. Terlihat beberapa kaca jendela pecah dan penuh bercak berwarna merah tua. Dan begitu banyak dedaunan kering yang tercecer dimana – mana, diantara dedaunan itu Ayu juga menemukan beberapa bercak dengan warna yang sama pada kaca jendela tadi.
*
“Bagaimana keadaannya?” tanya Gachan yang baru datang
“Lihat saja!”jawab Shinoda yang sedari tadi duduk termenung sambil mengamati seorang lelaki di depannya berdiri telentang dengan kedua tangan dan kaki terikat. Lelaki yang terikat itu tertunduk, ia terlihat sangat lelah, beberapa kali terdengar nafasnya tersengal – sengal. Dari kondisi tubuhnya yang kotor, penuh luka guratan dan beberapa bagian pakaiannya yang sobek serta bernoda darah, sepertinya sudah cukup lama lelaki itu terikat disana.
“Bagaimana? sudah menyerah? Atau kau ingin aku yang melakukannya? Dan aku akan senang hati mengirim anak panahku menembus jantungmu, vampire level E, Kazuito Iwaike san!”
To Be Continue~~
Siang itu seorang lelaki dengan jubah hitamnya duduk termenung di sudut belakang sebuah bus. Selama perjalanan di dalam bus, lelaki itu terus saja melemparkan pandangannya keluar jendela bus yang ada di sebelah kirinya. Mengamati keadaan Jepang yang tlah lama tak dikunjunginya. “tak banyak berubah” pikirnya kemudian sambil tersenyum dan terus memandang keluar jendela. Dan tanpa diketahuinya bahwa sedari tadi hampir semua penumpang yang ada di dalam bus itu, baik cewek maupun cowok, tua maupun muda terus saja mengamati lelaki berjubah tadi. Mereka bukannya tak senang dengan tingkah lelaki itu atau apa, tapi mereka hanya mengagumi keindahan Tuhan yang tersaji di dalam bus itu. Ya, tak dapat dipungkiri lagi jika lelaki berjubah itu memiliki paras yang elok, senyum yang menawan serta berkulit putih nan mulus. Dan dia adalah Gackt.
Tak lama bus itu sampai disebuah halte yang dituju Gackt. Lalu Gackt pun segera turun dari bus ketika bus itu berhenti. Seiring dengan itu semua pandangan penumpang bus tadi langsung mengekor kemana Gackt pergi, bahkan ketika bus sudah semakin jauh dari tempat Gackt tadi.
“Matte kudasai (tunggu sebentar)” seru seorang anak lelaki berseragam SMP kepada Gackt, spontan yang dipanggilpun menghentikan langkahnya dan menoleh kearah suara itu berasal.
“Doushite?” tanya Gackt penasaran
“Ano.. hah.. hah..”kata anak laki – laki itu seraya mengatur nafasnya yang tersengal – sengal, karena sebenarnya anak itu adalah penumpang bus tadi yang tiba – tiba meloncat keluar dan mengejar kemana Gackt pergi “kore (ini) tadi ketinggalan didalam bus”lanjutnya kemudian sambil memberikan saputangan berwarna biru kepada Gackt.
“Are.. punyaku”ujar Gackt sambil menerima saputangan tadi, lalu ia tersenyum pada anak laki – laki tadi dan ingin mengucapkan terima kasih ketika dilihatnya kalau anak laki – laki tadi tiba – tiba mengeluarkan darah dari lubang hidung sebelah kirinya (baca : mimisan).
“Ah.. untukmu saja” putus Gackt kemudian sambil mengelap darah yang keluar dari lubang hidung anak tadi “kau lebih membutuhkannya” lalu ia menyodorkan saputangan tadi pada tangan anak laki – laki itu. Dan Gackt pun berlalu.
“Arigato..”kata anak laki – laki itu sambil terus tertegun memandang bekas jalan yang dilalui Gackt
“Taki!”panggil sebuah suara yang tiba – tiba berada disamping anak laki – laki berseragam SMP tadi.
“Hi,, Hirai senpai..?”sapa balik anak berseragam SMP yang ternyata bernama Taki itu sedikit terkejut.
“Alah, cukup Haje saja inikan diluar club”seru orang yang mengaku bernama Haje itu akrab seraya merangkul bahu Taki. Taki hanya mengangguk – angguk kaku “ikimasho.. (ayo pergi)”ajak Haje
*
Sore harinya di minimarket Inazuma, Ayumi sedang berbelanja keperluan bulanan dengan segala penyamarannya, kacamata hitam dan topi petnya. Mau gimana lagi ini harus ia lakukan sendiri ketika apartemannya selesai direnovasi, dimana dalam saat yang sama asistan pribadinya sedang cuti hamil. sudah sebulan ini Ayu tak bisa konsentrasi menjalani kegiatan sehari – harinya, syuting, pemotretan, semuanya kacau. Menyadari akan sesuatu yang aneh dengan anak asuhnya, Ken Nikai sang pemilik manajeman yang menaungi Ayu memberikan libur seminggu agar Ayu bisa mengatur perasaannya yang kacau. Dan kegiatan belanja barang – barang bulanan inilah salah satunya. tak berapa lama datang Gachan, dan kini ia sedang berdiri di sebelah kanan Ayu yang dari tadi melamun di depan rak bumbu dapur.
“Sumimasen (maff, permisi)”ujar Gachan sopan, ketika ia akan mengambil bubuk cabai di dekat Ayu.
“Ah iya.. silahkan”jawab Ayu, ia seperti baru saja tersadar dari sesuatu.
Pipip.. pip~~
Tiba – tiba ponsel Gachan berbunyi, segera iapun mengambil ponsel dari dalam saku celananya. “email dari Shinoda”katanya dalam hati “cepat kembali, dia mulai sadar” Gachan kemudian membaca email dari Shinoda tadi. “Yokatta,, (syukurlah) setelah sebulan berlalu akhirnya monster berwujud manusia itu sadar juga” Ayu sedikit tersentak mendengar kalimat terakhir dari Gachan tadi.
“Sebulan lalu?”batin Ayu “monster berwujud manusia?” dan pikirannyapun melayang kembali pada masa sebulan yang lalu~
24 Desember..
Malam itu pada pukul 22.00 waktu Jepang, Ayu tlah sampai di tempatnya janjian dengan K.A.Z., disebuah atap gedung hotel niko – niko tempat dimana Ayu pertama kali bertemu dengan K.A.Z 2 tahun yang lalu. Ya, ketika itu Ayu dan VAMPS sama – sama menghadiri undangan pesta malam natal di hotel tersebut. Ketika Ayu membuka pintu atap gedung itu, ia disambut dengan beberapa lilin kecil yang tertata rapi. Lilin – lilin itu membentuk sebuah petunjuk jalan, guna mengantarkan Ayu pada suatu tujuan. Dan setelah sampai, mata Ayu langsung berbinar – binar ketika melihat apa yang terjadi di depannya sekarang, kini atap gedung hotel niko – niko itu tlah disulap K.A.Z dengan sedemikian rupanya, sebuah meja dengan dua buah kursi yang tertata rapi di sudut ruangan, meja dengan taplak berwarna putih, diatasnya terdapat sebuket bunga lili, dan juga tlah tersaji dua gelas air putih dan dua porsi spageti keju, semuanya kesukaan Ayu. Sungguh akan menjadi malam natal yang romantis tahun ini bagi mereka, ternyata K.A.Z masih mengingat semua itu, pikir Ayu.
Namun yang diharapkan Ayu tak sama dengan kenyataan. Nyatanya sudah lewat tengah malam dan K.A.Z belum juga datang. “Mungkin jalanan macet”pikirnya [Indonesia kali macet hohoho.. (o.o)v]. Beberapa kali dilihatnya jam dari arloji di tangan kirinya, beberapa kali pula Ayu menghela nafas, mondar – mandir ke kanan dan ke kiri, berusaha menghubungi ponsel K.A.Z namun tak ada jawaban. “Huft..”Ayu menghela nafas, sepertinya ia benar – benar cemas kalau – kalau terjadi sesuatu dengan K.A.Z. Malam semakin larut, dan cuaca yang sepertinya sudah mulai tak bersahabat. Udara tiba – tiba berubah menjadi dingin, angin berhembus semakin kencangnya, hingga membuat lilin – lilin itu meredup satu – persatu. “Sepertinya akan turun salju”pikir Ayu lagi seraya mendongakkan kepalanya ke langit. Dan benar, sedetik kemudian salju turun, butir – butir benda lembut nan dingin itupun mulai jatuh ke Bumi.
Pipip.. piip~~ ponsel Ayu berbunyi, segera ia mengambil benda kecil itu dari dalam tas tangannya. Ia sangat berharap kalau itu adalah telepon dari KA.Z., namun ketika melihat kelayar ponsel, tersirat kekecewaan dari wajahnya.
“Moshi – moshi..(halo)” sapa sebuah suara dari seberang
“Hai, doushite Ryui chan.. (ya, ada apa Ryui chan?)”
“Ano.. Ryui mau nyampaiin pesen dari Ayah kalau hari ini ternyata VAMPS ada jadwal mendadak, kata Ayah beberapa menit yang lalu mereka baru saja terbang ke Amerika. Jadi..”
“Hai,, wakarimashita”potong Ayu, lalu ia menutup teleponnya. “huft.. sudah kuduga” lanjutnya kemudian seraya mengela nafas pelan “paling nggak dia dalam keadaan baik – baik saja”
Selepas dari sana, Ayu segera kembali kerumah VAMPS Family, tempat dimana selama sebulan ini ia sementara tinggal. Namun ketika dalam perjalanan menuju rumah, ia tiba – tiba teringat akan kalimat yang pernah diucapkan Shinoda dulu kepadanya di butik.
“Lihat saja apa dia bisa datang menemuimu saat malam natal atau tidak..”
“Monster berwujud manusia yang menjijikkan.. Mahluk dingin seperti itu hanya akan berakhir dalam kegelapan..”
Berhari – hari, berminggu – minggu Ayu tak juga menerima kabar dari K.A.Z. Tak hanya dari K.A,Z, HYDE dan Megumi pun hingga kini tak ada kabarnya. Sehari setelah hari itu VAMPS Family seperti menghilang begitu saja. Sehari sebelum mereka menghilang, Ayu hanya menerima pesan yang ditinggalkan Megumi di kamarnya yang berisi..
“Ayu.. maaf sebelumnya.. aku dan VAMPS harus menghadiri acara di Amerika, sepertinya akan agak lama, jadi aku membawa serta sikecil dan Ryui. Mungkin untuk sementara kami tak bisa dihubungi, maklum, jadwal kami sangat padat (>////<). Oiya kau boleh tinggal dirumah ini sampai kapanpun kau mau. Jadi jangan sungkan.. tertanda sahabatmu.. Megumi”
Ayu tersadar dari lamunannya, dan segera mencari keberadaan Gachan yang ternyata sudah akan pergi ketika ia selesai membayar di kasir depan. “aa.. dia mau pergi!!”pikir Ayu, lantas ia segera membayar belanjaannya dan pergi menyusul Gachan yang mulai keluar toko. Dengan mengendap – endap Ayu mengikui kemana Gachan pergi. Sesekali Ayu bersembunyi di tempat yang tak terlihat saat Gachan menyadarinya, ia berhenti tiba – tiba dan menengok sana – sini mencari kalau ada seseorang yang dari tadi mengikutinya. Lalu ketika Gachan kembali melanjutkan langkahnya, Ayu pun kembali mengekor kemana Gachan pergi. Tak lama setelah berkali – keli menyeberangi jalan besar, lalu melewati jalan kecil yang berbelok – belok, akhirnya Gachan masuk kedalam rumah tua yang tak terawat. Terlihat beberapa kaca jendela pecah dan penuh bercak berwarna merah tua. Dan begitu banyak dedaunan kering yang tercecer dimana – mana, diantara dedaunan itu Ayu juga menemukan beberapa bercak dengan warna yang sama pada kaca jendela tadi.
*
“Bagaimana keadaannya?” tanya Gachan yang baru datang
“Lihat saja!”jawab Shinoda yang sedari tadi duduk termenung sambil mengamati seorang lelaki di depannya berdiri telentang dengan kedua tangan dan kaki terikat. Lelaki yang terikat itu tertunduk, ia terlihat sangat lelah, beberapa kali terdengar nafasnya tersengal – sengal. Dari kondisi tubuhnya yang kotor, penuh luka guratan dan beberapa bagian pakaiannya yang sobek serta bernoda darah, sepertinya sudah cukup lama lelaki itu terikat disana.
“Bagaimana? sudah menyerah? Atau kau ingin aku yang melakukannya? Dan aku akan senang hati mengirim anak panahku menembus jantungmu, vampire level E, Kazuito Iwaike san!”
To Be Continue~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar