Under The Moon ~Reborn Addiction
3rd Story : The Vampire Hunter
*
Author : Riezuka773 タカライ
Title : Under The Moon ~Reborn Addiction 3rd Story (The Vampire Hunter)
Genre : Romance, Comedy, Fantasy, Mistery
Pairing : Vamps’s Family, Ayumi Ito, GACKT and VAGI’s Admin
Note : K.A.Z’s Story
*
Sore itu diteras belakang rumah K.A.Z sedang asik membaca komik favoritnya, bakuman. Ketika HYDE duduk menghampirinya. “heyy,, Kazu”panggil HYDE melembut, K.A.Z seperti tahu kemana arah pembicaraan mereka nanti jika ia menanggapi sapaan HYDE, karena itu ia memilih untuk diam. HYDE memandangi K.A.Z lekat – lekat, lalu berganti memandangi sekeliling, memandangi langit yang sore itu nampak mendung, kemudian ke pepohonan sekitar rumah, yang tampak terawat rapi. “huft..” HYDE menghela nafas sebelum kembali melihat kelangit.
“Kau ingat tidak pertanyaan yang sering ditanyakan wartawan dulu?”tanya HYDE mencoba memancing respon K.A.Z. dan K.A.Z masih dengan sikap diamnya.
“……”
“Aku masih ingat,, waktu itu kau pernah bilang di salah satu stasiun tv alasan kau ikut bergabung dengan band ku karena kau ingin menjagaku. Padahal jelas – jelas aku yang memohon padamu”akhirnya HYDE menjawab pertanyaannya sendiri.
“Oeey,, ralat” dan K.A.Z terpancing juga, ia mulai bersuara walau pandangannya masih tetap tertuju pada komik tadi “kau tak pernah memohon padaku, waktu itu aku yang langsung menerima ajakanmu. Karena aku memang ingin menjagamu”
“Are… jangan – jangan..”
“ORE WA HOMO JANAI.. (aku bukan homo)!!” potong K.A.Z seraya menatap tajam kearah HYDE. Dan HYDE malah tertawa terpingkal – pingkal disamping K.A.Z setelah melihat ekspresi K.A.Z tadi.
“Sou desu ka (benarkah)?”
“Hai sou desu (tentu saja)”
“Kalo gitu tunjukkan kejantananmu!” lanjutnya seraya berdiri dari tempat duduknya “temui Ayu dan minta maaf padanya, SEKARANG!! Ok, kazu-kun”sambil mengacak – acak rambut K.A.Z sebelum ia pergi meninggalkan K.A.Z sendiri “jangan pernah membuat gadis secantik dia menangis lagi”
*
Beralih ketempat lain. Disebuah gedung apartemen yang terletak di prefecture Shintsuki, tepatnya di apartemen nomor 96, tersebutlah 2 orang sahabat Gachan dan Shinoda yang sedang berlatih dengan senjata barunya “Silver Slice Blade”.
“Hwaa.. suggooiii… (menakjubkan) tidak berat seperti yang kubayangkan, ringan sekali”puji Gachan pada pedang silver panjang yang tadi diberikan Shinoda kepadanya. “benar ini untukku?”lanjutnya lagi seraya mengayunkan pedangnya itu ke langit – langit, ekspresinya seperti anak kecil yang senang ketika diberi permen. (ahaha..)
“Sou da..(yap, benar)” jawab Shinoda bahagia ketika melihat ekspresi senang Gachan tadi “baru saja dikirim dari Perancis. Pedang itu bukan pedang biasa, hanya orang – orang yang terpilih saja yang bisa menyentuhnya. Makanya Guruku sendiri yang mengantarnya kesini. Dan ternyata aku tak salah nunjuk patnerkan?!”
“Hontou (benarkah)?” Gachan terkejut mendengar pernyataan Shinoda tadi dan ‘SLAAASSS’ sebersit cahaya silver melesat keluar jendela kamar Gachan.
“Are.. kau lihat yang barusan itu?.. iitttu tadi apa?”tanya Gachan penasaran, badanya panas dingin menyadari sesuatu baru saja keluar dari kamarnya. dan karena tak mendapat respon dari orang yang diajaknya bicara, spontan akhirnya ia menengok kebelakang tempat dimana Shinoda tadi berada“oey.. Shin..”
“Aku pergi dulu Gachan..”teriak Shinoda dari luar kamar, menyadari yang menjawab berada diluar, segera Gachan berlari dan melongok keluar dari balkon kamarnya.
“Baka!! (bodoh). Jadi tadi kau yang meloncat keluar?” umpat Gachan setengah tak percaya “apa tak bisa keluar lewat pintu? kau pikir ini lantai berapa hah?”
“Gomenasai.. (maaf) aku buru – buru”lanjutnya kemudian “sepertinya tadi ada bau vampire yang melintas”
“Bau?”
*
Kembali pada VAMPS Family. Seperti layaknya kondisi dirumah orang – orang yang beragama kristiani lainnya. Menjelang natal ini, disetiap rumah mereka sudah terdekor rapi dengan atribut serba berbau natal, begitu juga dengan VAMPS Family. Malam itu Ryui bersama adiknya sedang asik membantu Ayu mendekor pohon natal diruang tengah. Sesekali mereka mengumbar tawa karena tingkah sikecil yang menggemaskan.
“Bibi sudah nggak sedih lagi kan?”tanya Ryui hati – hati, dan spontan yang ditanya langsung menghentikan aktifitasnya menghias pohon cemara. Ayu menata emosinya sebentar.
“Maafin Ryuuii ya,, karena ryui bibi jadi dimarain sama paman”Ryui tertunduk
“Huft.. Daijoubu ne~ bibi nggak sedih lagi koq. Lagipula ini bukan salah Ryui, tapi memang karena pamanmu yang tidak suka dengan bibi”Ayu mencoba menghibur Ryui, walau sebenarnya dialah yang saat itu butuh dihibur.
“Bukan, bukan begitu. Ryui yakin koq sebenarnya paman sangat menyukai bibi, hanya saja…” Ryui menghentikan kalimatnya setelah ia melihat pantulan bayangan K.AZ pada hiasan kaca yang dipasangnya dipohon cemara. Sepertinya sedari tadi K.A.Z sedang mengamati mereka dari lantai dua. “Are.. sepertinya ada yang kurang”lanjutnya kemudian seraya memukul sedikit kepalanya.
“Nani (apa?)”
“Itu The Little Angel (malaikat kecil)”
“Hah?.. Little,, little apa kau bilang tadi?”
“Ittu.. hadiah ultah dari temenku, malaikat kecil yang suka bawa panah ittu tuh,, karena nggak tahu namanya jadinya kita, aku dan temenku Hikaru menamainya The Little Angel.. hehe..” jelas Ryui sambil cengengesan “bentar ya, Ryui ambil digudang dulu”
“Yasudah,, hati – hati ya”
“Sepertinya kau sedang sibuk,, A-Y-U” sapa K.A.Z dari belakang Ayu, ia kelihatan ragu ketika menyebut nama Ayu tadi. Spontan yang dipanggilpun menoleh, Ayu sedikit terkejut melihat K.A.Z setelah kejadian dikamar waktu itu.
“Aaa..” Ayu begitu tak enaknya hingga tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
“Apa ada yang bisa kubantu?”tanya K.A.Z lalu mengambil bintang besar berwarna emas yang dibawa Ayu. “ini diletakkan disini kan?”tanyanya lagi seraya memanjat tangga kecil lalu meletakkan bintang tadi diatas pohon.
“Aaa.. hai..” jawab Ayu seraya mengangguk
“Soal kemarin, aku benar – benar minta maaf” kata Ayu sambil setengah membungkuk pada K.A.Z “seharusnya aku..”
“Tidak – tidak,, kau tak salah, tapi aku yang salah”potong K.A.Z seraya membuat tanda silang (X) dengan kedua tangannya di dada. “seharusnya aku tidak membentakmu seperti kemarin”
“Bukan, aku memang pantas kau perlakukan seperti kemarin. Karena aku sudah lancang..”
“Sudahlah begini saja”potong K.A.Z lagi seraya menyerahkan sebuah amplop berwarna putih pada Ayu “kalau kau mau datang ketempat itu, berarti kau mau berbaikan denganku” lanjut K.A.Z dengan tertunduk, ia berusaha menyembunyikan perubahan warna diwajahnya yang mulai merona.
“Hah?” Ayu mengeluarkan isi didalam amplop tadi
“Jaa.. jangan dibuka sekarang!”cegah K.A.Z dengan wajah yang semakin bersemu merah.
*
“Ok, sekarang kau minum ramuan ini!” seru Shinoda sambil memberikan sebuah botol kecil kepada Gachan “setelah kau minum ini, kujamin kau juga bisa mencium bau vampire” dan Gachan pun menuruti perintah Shinoda, ia meneguk habis isi dari botol tadi.
“Iiiiiu.. pahiiit..”ujar Gachan seraya memejamkan mata serta menjulurkan lidahnya secara bersamaan. “madu – madu,, aku minta madu”lanjutnya seraya mencari botol madu yang biasa disimpannya di laci dekat ranjang.
“Eeeeh,, jangan”cegah Shinoda sambil menggenggam kedua tangan Gachan “ntar efek ramuannya ilang”
*
Alaska,,
Di belahan bumi bagian utara, tepatnya di sebuah laboratorium yang letaknya di Alaska. Seorang lelaki dengan pakaian seperti seorang dokter dan berkacamata, sedang mengamati dua buah botol kaca berisi cairan berwarna merah dan biru ditangannya. Tak lama datang seseorang yang berpakaian sama dengan dokter tadi. Orang itu adalah dokter Rein.
“Bagaimana?”tanya dokter Rein pada dokter tadi, seraya duduk dibangku sebelah kirinya.
“Masih sulit memisahkan molekul – molekulnya”jawab dokter itu seadanya lalu meletakkan dua botol tadi diatas meja yang ada di depannya“ternyata aku memang perlu zat yang bisa memecah molekul – molekul itu”wajah dokter Rein memucat ketika mendengar kalimat terakhir tadi.
“Apa tidak ada cara lain?” dokter itu menggeleng sambil masih mengamati 2 botol tadi.
“Sudah kucoba berbagai cara, tapi nyatanya mereka tetap tak mau memisah, kecuali jika aku menggunakan zat itu”
“Tapi, kau tahukan apa resiko yang akan terjadi jika kita mencampurkan zat itu?”
“…”dan dokter itu terdiam
“Takarai Gakuto. Apa kau benar – benar ingin melakukan itu?!”
To Be Continue~~
“Kau ingat tidak pertanyaan yang sering ditanyakan wartawan dulu?”tanya HYDE mencoba memancing respon K.A.Z. dan K.A.Z masih dengan sikap diamnya.
“……”
“Aku masih ingat,, waktu itu kau pernah bilang di salah satu stasiun tv alasan kau ikut bergabung dengan band ku karena kau ingin menjagaku. Padahal jelas – jelas aku yang memohon padamu”akhirnya HYDE menjawab pertanyaannya sendiri.
“Oeey,, ralat” dan K.A.Z terpancing juga, ia mulai bersuara walau pandangannya masih tetap tertuju pada komik tadi “kau tak pernah memohon padaku, waktu itu aku yang langsung menerima ajakanmu. Karena aku memang ingin menjagamu”
“Are… jangan – jangan..”
“ORE WA HOMO JANAI.. (aku bukan homo)!!” potong K.A.Z seraya menatap tajam kearah HYDE. Dan HYDE malah tertawa terpingkal – pingkal disamping K.A.Z setelah melihat ekspresi K.A.Z tadi.
“Sou desu ka (benarkah)?”
“Hai sou desu (tentu saja)”
“Kalo gitu tunjukkan kejantananmu!” lanjutnya seraya berdiri dari tempat duduknya “temui Ayu dan minta maaf padanya, SEKARANG!! Ok, kazu-kun”sambil mengacak – acak rambut K.A.Z sebelum ia pergi meninggalkan K.A.Z sendiri “jangan pernah membuat gadis secantik dia menangis lagi”
*
Beralih ketempat lain. Disebuah gedung apartemen yang terletak di prefecture Shintsuki, tepatnya di apartemen nomor 96, tersebutlah 2 orang sahabat Gachan dan Shinoda yang sedang berlatih dengan senjata barunya “Silver Slice Blade”.
“Hwaa.. suggooiii… (menakjubkan) tidak berat seperti yang kubayangkan, ringan sekali”puji Gachan pada pedang silver panjang yang tadi diberikan Shinoda kepadanya. “benar ini untukku?”lanjutnya lagi seraya mengayunkan pedangnya itu ke langit – langit, ekspresinya seperti anak kecil yang senang ketika diberi permen. (ahaha..)
“Sou da..(yap, benar)” jawab Shinoda bahagia ketika melihat ekspresi senang Gachan tadi “baru saja dikirim dari Perancis. Pedang itu bukan pedang biasa, hanya orang – orang yang terpilih saja yang bisa menyentuhnya. Makanya Guruku sendiri yang mengantarnya kesini. Dan ternyata aku tak salah nunjuk patnerkan?!”
“Hontou (benarkah)?” Gachan terkejut mendengar pernyataan Shinoda tadi dan ‘SLAAASSS’ sebersit cahaya silver melesat keluar jendela kamar Gachan.
“Are.. kau lihat yang barusan itu?.. iitttu tadi apa?”tanya Gachan penasaran, badanya panas dingin menyadari sesuatu baru saja keluar dari kamarnya. dan karena tak mendapat respon dari orang yang diajaknya bicara, spontan akhirnya ia menengok kebelakang tempat dimana Shinoda tadi berada“oey.. Shin..”
“Aku pergi dulu Gachan..”teriak Shinoda dari luar kamar, menyadari yang menjawab berada diluar, segera Gachan berlari dan melongok keluar dari balkon kamarnya.
“Baka!! (bodoh). Jadi tadi kau yang meloncat keluar?” umpat Gachan setengah tak percaya “apa tak bisa keluar lewat pintu? kau pikir ini lantai berapa hah?”
“Gomenasai.. (maaf) aku buru – buru”lanjutnya kemudian “sepertinya tadi ada bau vampire yang melintas”
“Bau?”
*
Kembali pada VAMPS Family. Seperti layaknya kondisi dirumah orang – orang yang beragama kristiani lainnya. Menjelang natal ini, disetiap rumah mereka sudah terdekor rapi dengan atribut serba berbau natal, begitu juga dengan VAMPS Family. Malam itu Ryui bersama adiknya sedang asik membantu Ayu mendekor pohon natal diruang tengah. Sesekali mereka mengumbar tawa karena tingkah sikecil yang menggemaskan.
“Bibi sudah nggak sedih lagi kan?”tanya Ryui hati – hati, dan spontan yang ditanya langsung menghentikan aktifitasnya menghias pohon cemara. Ayu menata emosinya sebentar.
“Maafin Ryuuii ya,, karena ryui bibi jadi dimarain sama paman”Ryui tertunduk
“Huft.. Daijoubu ne~ bibi nggak sedih lagi koq. Lagipula ini bukan salah Ryui, tapi memang karena pamanmu yang tidak suka dengan bibi”Ayu mencoba menghibur Ryui, walau sebenarnya dialah yang saat itu butuh dihibur.
“Bukan, bukan begitu. Ryui yakin koq sebenarnya paman sangat menyukai bibi, hanya saja…” Ryui menghentikan kalimatnya setelah ia melihat pantulan bayangan K.AZ pada hiasan kaca yang dipasangnya dipohon cemara. Sepertinya sedari tadi K.A.Z sedang mengamati mereka dari lantai dua. “Are.. sepertinya ada yang kurang”lanjutnya kemudian seraya memukul sedikit kepalanya.
“Nani (apa?)”
“Itu The Little Angel (malaikat kecil)”
“Hah?.. Little,, little apa kau bilang tadi?”
“Ittu.. hadiah ultah dari temenku, malaikat kecil yang suka bawa panah ittu tuh,, karena nggak tahu namanya jadinya kita, aku dan temenku Hikaru menamainya The Little Angel.. hehe..” jelas Ryui sambil cengengesan “bentar ya, Ryui ambil digudang dulu”
“Yasudah,, hati – hati ya”
“Sepertinya kau sedang sibuk,, A-Y-U” sapa K.A.Z dari belakang Ayu, ia kelihatan ragu ketika menyebut nama Ayu tadi. Spontan yang dipanggilpun menoleh, Ayu sedikit terkejut melihat K.A.Z setelah kejadian dikamar waktu itu.
“Aaa..” Ayu begitu tak enaknya hingga tak bisa mengeluarkan sepatah katapun.
“Apa ada yang bisa kubantu?”tanya K.A.Z lalu mengambil bintang besar berwarna emas yang dibawa Ayu. “ini diletakkan disini kan?”tanyanya lagi seraya memanjat tangga kecil lalu meletakkan bintang tadi diatas pohon.
“Aaa.. hai..” jawab Ayu seraya mengangguk
“Soal kemarin, aku benar – benar minta maaf” kata Ayu sambil setengah membungkuk pada K.A.Z “seharusnya aku..”
“Tidak – tidak,, kau tak salah, tapi aku yang salah”potong K.A.Z seraya membuat tanda silang (X) dengan kedua tangannya di dada. “seharusnya aku tidak membentakmu seperti kemarin”
“Bukan, aku memang pantas kau perlakukan seperti kemarin. Karena aku sudah lancang..”
“Sudahlah begini saja”potong K.A.Z lagi seraya menyerahkan sebuah amplop berwarna putih pada Ayu “kalau kau mau datang ketempat itu, berarti kau mau berbaikan denganku” lanjut K.A.Z dengan tertunduk, ia berusaha menyembunyikan perubahan warna diwajahnya yang mulai merona.
“Hah?” Ayu mengeluarkan isi didalam amplop tadi
“Jaa.. jangan dibuka sekarang!”cegah K.A.Z dengan wajah yang semakin bersemu merah.
*
“Ok, sekarang kau minum ramuan ini!” seru Shinoda sambil memberikan sebuah botol kecil kepada Gachan “setelah kau minum ini, kujamin kau juga bisa mencium bau vampire” dan Gachan pun menuruti perintah Shinoda, ia meneguk habis isi dari botol tadi.
“Iiiiiu.. pahiiit..”ujar Gachan seraya memejamkan mata serta menjulurkan lidahnya secara bersamaan. “madu – madu,, aku minta madu”lanjutnya seraya mencari botol madu yang biasa disimpannya di laci dekat ranjang.
“Eeeeh,, jangan”cegah Shinoda sambil menggenggam kedua tangan Gachan “ntar efek ramuannya ilang”
*
Alaska,,
Di belahan bumi bagian utara, tepatnya di sebuah laboratorium yang letaknya di Alaska. Seorang lelaki dengan pakaian seperti seorang dokter dan berkacamata, sedang mengamati dua buah botol kaca berisi cairan berwarna merah dan biru ditangannya. Tak lama datang seseorang yang berpakaian sama dengan dokter tadi. Orang itu adalah dokter Rein.
“Bagaimana?”tanya dokter Rein pada dokter tadi, seraya duduk dibangku sebelah kirinya.
“Masih sulit memisahkan molekul – molekulnya”jawab dokter itu seadanya lalu meletakkan dua botol tadi diatas meja yang ada di depannya“ternyata aku memang perlu zat yang bisa memecah molekul – molekul itu”wajah dokter Rein memucat ketika mendengar kalimat terakhir tadi.
“Apa tidak ada cara lain?” dokter itu menggeleng sambil masih mengamati 2 botol tadi.
“Sudah kucoba berbagai cara, tapi nyatanya mereka tetap tak mau memisah, kecuali jika aku menggunakan zat itu”
“Tapi, kau tahukan apa resiko yang akan terjadi jika kita mencampurkan zat itu?”
“…”dan dokter itu terdiam
“Takarai Gakuto. Apa kau benar – benar ingin melakukan itu?!”
To Be Continue~~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar